Emang sulit memulai suatu kebiasaan yang sudah lama kita tinggalkan. Sudah hampir sebulan ini saya sibuk menguras otak untuk menuliskan kembali rencana proposal penelitian S-3. Penulisan proposal S-3 ini emang sudah lama saya rencanakan. Tapi entah tersendat dimana. Kesibukan kerja kantor. Sana sini. Tetek bengek. Semua membuat kerjaan lamaku nggak maju-maju. Tapi semua perku dimulai khan ? dari sesuatu yang sifatnya sederhana menuju yang lebih baik. Start with a small thing.

Saya masih bingung menentukan topik kajian. Yang jelas masih sama fokus kajiannya yaitu tentang Orang Kubu atau Orang Rimba. Kalau dulu dalam tesis S-2, saya coba obrak-abrik tentang identitasnya. Antara Orang Kubu dan Non Orang Kubu. Sekarang saya ingin mengobrak-abrik identitas hutan mereka. Ini memang agak rumit. Karena hutan adalah jantung kehidupan mereka. Tanpa hutan ya sama juga manusia tanpa wajah. Namun permasalahannya tidak sesederhana itu. Hutan mereka sekarang telah habis, atau menuju titik-titik akhir kepunahan. Mereka sendiri yang juga menjual dan menebangnya. Tentunya dengan berbagai modus operandinya. Mulai dari yang paling sederhana, sampai yang paling rumit sekalipun. Jadi ada kontradiksi antara realita dan norma. Tapi kalau ditanya tentang hutan. Ya jawaban mereka tetap sama. ” Eh bepak, Halom lha kiamat. Hutan lah haby”.  Jawabannya juga tidak sesederhana yang dibayangkan. Biasanya kita akan menjawab untuk memenuhi kebutuhan hidup. Alasan kemiskinan menjadi tertuduh utama. Tapi apa benar hanya kemiskinan yang menjadi alasan utama ? Bukankah jika norma telah berbilang”TIDAK” maka semua aturan dan perilaku kita akan mengikutinya ?. Nyatanya juga tidak sesederhanan asumsi itu.  Ini kasusnya seperti dalam agama, kita dilarang mencuri tapi toh tetap saja kita mencuri. Yang membedakan antara kasus pencurian biasa dan penebangan hutan oleh Orang Kubu sesungguhnya adalah hutan adalah bagian elemen yang tidak terpisahkan dari dunia kosmologi mereka. Itu jelas sering mereka sebutkan. Hutan=Orang Kubu. Atribut-atribut identitas mereka sangat jelas memperlihatkan bahwa hutan adalah elemen penting untuk menunjukkan bahwa mereka Orang Kubu atau bukan. Bisa saja ini merujuk kepada mulai merosotnya nilai-nilai agama dan identitas mereka. Bisa jadi !

Sekarang setelah kontrak kerjaku dengan UNESCO telah selesai, mulailah babak baru implementasi semua ide-ide dan gagasan dalam suatu proposal penelitian.  Semua bahan sesungguhnya sudah tersedia. Draft proposal sudah ada tinggal disempurnakan. Bahan baru saja dapat dari warsi kemarin. So, tinggal apa lagi. Tancap gas man..