Memang hidup itu “up and down”. Naik turun. Kadang cepet kadang lambat naik turunnya. Tapi intinya ya tetap sama. Ya naik turun itu. Nggak ada hidup yang lurus atau stabil terus. Ya seperti yang aku alami seminggu ini. Sebelumnya dapat pemberitahuan dari kantor kalo gw any longer works at my office for next month & year ..hahaha..ya sdh gimana lagi. Susah senang harus ditanggung sendiri khan. Yang jelas alasannya bukan karena kualitas pekerjaan gw atau attitude gw dikantor tp karena ya krisis global. Ya nggak apa-apa.  Live must be goes on bro.

Beberapa hari kemudian gw ditelpon teman-teman WARSI, Jambi. Mereka sedang ada urusan diJakarta. Seperti biasanya mereka ada kerjaan interview pekerjaan utk beberapa kandidat. Selalu menarik dan having fun kalau bertemu dengan mereka. Teman-teman gw dulu dan mantan-mantan bos gw dulu sekarang semakin mapan dan kelasnya mulai menginternasional. I’m salute for them. WARSI juga berkembang sedemikian rupa menjadi yayasan atau lembaga yang disegani secara nasional. Kalau kita ketemu, yang kita obrolkan selalu tentang masa-masa lalu sewaktu kita bekerja dulu. Banyak tawa dan kelucuan daripada kesetressan dan kesulitan. Ya memang kesulitan selalu ada tapi tim kita dulu diWARSI menurut gw sangat solid. Kita saling membantu dan tidak pernah mengeluh atau berkelahi satu dengan yang lainnya. The best team i’ve ever had. Bertemu dengan mereka seperti menyegarkan kembali ingatan gw tentang betapa jorok dan usilnya gw hahaha..Memang kata teman2 gw yg sekarang tingkat kejorokan gw tidak ada tandingannya. Nggak tau juga ya. Menurutku sih gw normal-normal aja. Gw pikir mungkin setelah hampir hidup dgn Orang Kubu, standard kejorokan gw juga mulai menurun. Meskipun sekarang tinggal diibukota tetep aja tingkat kejorokan gw nggak naik-naik. Katanya..hahaha..I’ve missed work with them.

Nah yang berikutnya ini yang agak menyesakan tapi banyak juga hikmahnya. Sudah lebih hampir 10 tahun, gw nggak pernah bertemu dengan teman yang sdh gw anggap sebagai kakak gw sendiri. Namnya Ari. Panggilannya Ari Asu. Ya asu artinya anjing. Karena dia sering mengumpat-ngumpat pake asu namanya jadi Ari Asu. Dia teman gw dimapagama. Senior gw beberapa tahun. Orangnya keras kepala dan egonya menurut gw tinggi banget. Nggak ada orang dimapa yang tahan dengan dia sangking keras kepalanya dia. Semuanya harus menurut dia, kalau tidak berarti salah. Dan yang bikin orang nggak tahan adalah omongnya yang suka terlalu terang dan kasar. Mana yang tahan sama dia ?. jadinya teman2nya dia banyak cowoknya dan sama memahami karakternya dia. Gw sendiri nggak tahu kenapa dia bisa menjadi seperti itu. Tp yg jelas orangnya menurut gw sangat pintar. Buktinya dia kuliah di teknik nuklir UGM. Apa nggak ampuh tuh. Setelah itu dipernah kerja di jawa pos terus difemina. Namun menurut gw dia orangnya care juga ke orang lain tp cara menunjukkannya yg kadang berbeda dgn org kebanyakan. Nggak tau juga, gw melihat dia seperti kakak gw sendiri. Apakah dia memandang  gw sma juga?, gw  nggak tahu habis nggak pernah nanyak juga…hahah.. But i don’t care. We’re tied as family in a group.

Setelah 10 tahun lebih nggak pernah ada kabar dari dia, tiba-tiba beberapa hari yang lalu muncul berita dimailist-mapa kalau diada kasus malpraktek dimalaysia. Mampus dah. Ternyata di kerja jadi TKW di Malaysia, jadi buruh pabrik elektronik. Ngapain dia disono jadi buruh ? aneh khan. Ya sedih juga ketika mendengar beritanya dia. Sepertinya ada sesuatu yg kurang krn kita nggak tau mesti berbuat apa utk membantu dia. Singkat kata dia ada kasus. Sakit kanker kabarnya dan kena malpraktek. Itu berita dr Jurnal Indonesia yang disebar dimailist mapagama dan mailist kagama. Cerita yang bener gimana, kita nggak ada yang tahu. Gw dan sandal juga jendul & Mbak Ririn menjemputnya dibandara Cengkareng. Ada juga mas bugie & mas joshua dr teman-teman teknik. Ternyata beritanya dia sdh kemana-mana termasuk didalamnya teman-teman tekniknya dia. Yang jelas beritanya sudah kemana-mana.Singkat cerita juga setelah muter-muter nggak karuan (gw nggak pernah nyangka ada teman atau saudara gw yg jadi TKW/TKI sehingga nggak pernah mengalami kesusahan seperti ini. Gw jadi maklum dan berempati bagi TKW/TKI & keluarganya yg katanya pemerintah pahlawan devisa – tuh ada sloganyanya diterminal 4 – tp nggak diperlakukan manusiawi dinegaranya sendiri), akhirnya kita bisa memulangkan si ari asu ini dengan selamat. Meskipun dengan kondisi kuyuh, sakit, and i thought mentally ill, so far she’s fine. That’s a good news.

Gw senang ketemu dia. Ya seperti adik ketemu kakaknya. Apapun dia ya memang seperti kakak gw. Jadi memang seminggu ini up and down bagi gw. Ya mungkin ini hikmahnya. Ketemu teman, ketemu saudara, seperti rasanya susah sudah nggak ada lagi. Bukankah teman dan saudara jauh lebih penting drpd sekedar materi ?